Mental Aritmetika dalam Penjumlahan

Strategi mental aritmetika adalah teknik yang digunakan untuk menghitung operasi matematika dengan cepat dan mudah tanpa menggunakan alat tulis. Mental aritmetika dan kepekaan bilangan (number sense)memiliki hubungan yang erat. kepekaan bilangan adalah kemampuan untuk memahami, mengejar dan menggunakan angka secara intuitif. Ini termasuk kemampuan untuk mengenali, mengevaluasi, dan menggunakan angka secara efektif dalam situasi yang berbeda. Sedangkan mental aritmetika adalah kemampuan untuk menghitung operasi matematika tanpa menggunakan alat tulis atau kalkulator.

Kepekaan bilangan memungkinkan anak untuk mengembangkan mental aritmetika dengan cara yang efektif. Dengan kepekaan bilangan yang baik, anak dapat memahami konsep matematika dan menggunakannya dalam situasi sehari-hari. Hal ini memungkinkan anak untuk mengejar dan menghitung operasi matematika tanpa harus menggunakan alat tulis atau kalkulator.

Mental aritmetika juga membantu dalam meningkatkan kepekaan bilangan. Dengan berlatih mental aritmetika, anak dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenali, mengevaluasi, dan menggunakan angka secara efektif. Hal ini akan membantu anak untuk mengembangkan kepekaan bilangan yang baik dan meningkatkan kemampuan dalam belajar matematika.

Secara keseluruhan, kepekaan bilangan dan mental aritmetika sangat erat kaitannya, keduanya saling melengkapi dan saling mendukung. Kemampuan dalam kepekaan bilangan akan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan mental aritmetika dan sebaliknya, Kemampuan dalam mental aritmetika akan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan kepekaan bilangan.

Dalam hal operasi penjumlahan, ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membantu anak dalam belajar dan meningkatkan kemampuannya dalam perhitungan mental.

Pertama adalah metode dekomposisi. Metode ini memungkinkan anak untuk menguraikan angka yang akan dijumlahkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menjumlahkan bilangan yang lebih mudah terlebih dahulu. Contohnya, 15 + 8 = (10 + 5) + (8) = 10 + 8 + 5 = 23. Dengan cara ini, anak dapat menggunakan angka yang lebih mudah untuk dijumlahkan dari angka yang lebih besar.

Metode komplementer. Metode ini menggunakan angka yang lebih mudah untuk dijumlahkan dari angka yang lebih besar. Contohnya, 13 + 8 = (10 + 3) + (8) = 10 + 8 + 3 = 21. Dengan cara ini, anak dapat menghitung dengan cepat dan mudah tanpa harus menghitung satu per satu.

Metode near addition. Metode ini menggunakan angka yang lebih dekat dengan angka yang akan dijumlahkan untuk membantu dalam menghitung dengan cepat dan mudah. Ini berarti bahwa anak mencari angka yang lebih dekat dengan angka yang akan dijumlahkan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menjumlahkan, diurutkan dari yang besar.

Contoh:

  1. 17 + 8 = (10 + 7) + 8 = 10 + 8 + 7 = 25
  2. 22 + 5 = (20 + 2) + 5 = 20 + 5 + 2 = 27
  3. 29 + 6 = (30 + -1) + 6 = 30 + 6 -1 = 35

Pada contoh pertama, 17 + 8 = 25, anak mencari angka yang lebih dekat dengan 17 yaitu 10, lalu menambahkan 8 menjadi 10 + 8 = 18. Kemudian menambahkan 7 lagi dari 17. Pada contoh kedua, 22 + 5 = 27, anak mencari angka yang lebih dekat dengan 22 yaitu 20, lalu menambahkan 5 menjadi 20 + 5 = 25. Kemudian menambahkan 2 lagi dari 22. Pada contoh ketiga, 29 + 6 = 35, anak mencari angka yang lebih dekat dengan 29 yaitu 30, lalu menambahkan -1 dengan 6 menjadi 30 + 6 – 1 = 35.

Metode counting up. Anak dapat menghitung mundur dari angka yang lebih kecil ke angka yang lebih besar. Contohnya, 15 + 8 = 15 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1+1. Dengan cara ini, anak dapat memahami proses penjumlahan dan menghitung dengan lebih mudah.

Metode break-up and grouping. Metode ini adalah sebuah strategi mental aritmetika yang digunakan dalam operasi penjumlahan, yang memungkinkan anak untuk memecah bilangan dan mengelompokkannya kembali dengan kriteria pengelompokan tertentu, misalnya puluhan dikelompokkan dengan puluhan. Dengan cara ini, anak dapat mengurangi kesulitan dalam menghitung angka-angka yang lebih besar dan menghitung dengan cepat dan mudah.

Contoh:

  1. 35 + 16 = (30 + 5) + (10 + 6) = 30 + 10 + 5 + 6 = 51
  2. 48 + 27 = (40 + 8) + (20 + 7) = 40 + 20 + 8 + 7 = 75
  3. 62 + 39 = (60 + 2) + (30 + 9) = 60 + 30 + 2 + 9 = 101

Contoh lain:

55 + 17 = 55 + 15 + 2 = 70 + 2

Metode penjumlahan bertahap. Anak dapat menjumlahkan angka-angka satu per satu dari kiri ke kanan. Contohnya, 12 + 34 = 12 + 30 + 4 . Dengan cara ini, anak dapat menjumlahkan angka-angka satu per satu dan mengurangi kesulitan dalam menghitung angka-angka yang lebih besar.

Dalam beberapa kasus, dua atau lebih metode dapat digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi. Contoh tersebut juga hanya beberapa contoh dari strategi mental aritmetika dalam operasi penjumlahan. Untuk hasil yang optimal guru dapat menambahkan penggunaan alat peraga/manipulatif sehingga anak dapat berlati dan memahami konsep-konsep matematika dengan lebih baik. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar dan berlatih strategi yang paling cocok untuk mereka dan dorong untuk mengejar hasil yang lebih baik. Perlu diingat juga bahwa dalam mengenalkan metode-metode tersebut, anak sudah harus tahu beberapa sifat-sifat dasar dari operasi aritmatika, seperti sifat komutatif, asosiatif, dan distributif adalah sifat-sifat dasar dari operasi aritmatika yang dapat membantu anak dalam belajar dan berlatih penjumlahan.

Soal Latihan
Metoda Near Addition
  1. 12 + 8 =________
  2. 23 + 9 =________
  3. 32 + 7 =________
  4. 45 + 6 =________
  5. 57 + 4 =________
  6. 68 + 3 =________
  7. 17 + 8 =________
  8. 88 + 1 =________
  9. 99 + 7 =________
  10. 100 + 8 =________

    Untuk soal nomor 7, 17 + 8 = 25 (angka yang lebih dekat dengan 17 adalah 20, jadi anak dapat menjumlahkan 20 + (-3) + 8, sehingga menjadi 20+8 – 3 = 25). Jika ternyata anak kesulitan dengan pendekatan ke bilangan puluhan yang lebih tinggi (sehingga melibatkan bilangan negatif), gunakan pembulatan ke bawah, sehingga 17 dipecah menjadi 10+7.

Metoda Grouping
  1. 56 + 39 = (50 + 6) + (30 + 9) = 50 + 30 + 6 + 9 = ________
  2. 75 + 23 = (70 + 5) + (20 + 3) = ________
  3. 44 + 17 = (40 + 4) + (10 + 7) = ________
  4. 92 + 36 = (90 + 2) + (30 + 6) = ________
  5. 63 + 29 = (60 + 3) + (20 + 9) = ________
  6. 84 + 19 = (80 + 4) + (10 + 9) = ________
  7. 38 + 22 = (30 + 8) + (20 + 2) = ________
  8. 69 + 31 = (60 + 9) + (30 + 1) = ________
  9. 91 + 46 = (90 + 1) + (40 + 6) = ________
  10. 52 + 28 = (50 + 2) + (20 + 8) = ________

Pada soal 1 bilangan dipecah menjadi puluhan dan satuan. Yang bilangan puluhan dikelompokkan dan dijumlahkan. Begitu juga yang satuan. untuk lebih memudahkan dalam menjumlahkan, bilangan dapat diurutkan dulu dari bilangan terbesar, sehingga menjadi 50 + 30 + 9 + 6

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *