Home » ARTIKEL » Pemanfaatan Ragam Teks Tiktok dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Pemanfaatan Ragam Teks Tiktok dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Oleh: Surya Ningsi Buana Hati Samosir

SMA Negeri 1 Mendoyo, Bali

Prolog

Pemanfaatan ragam teks Tiktok terbukti mampu membangkitkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, responden/siswa berjumlah 35 orang di SMA Negeri 1 Mendoyo cenderung memberikan respons positif terhadap pemanfaatan ragam teks Tiktok.  Guru dapat memperkaya pembelajaran dengan memanfaatkan ragam teks Tiktok agar siswa tertarik atau termotivasi untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Ragam teks tersebut dapat dijadikan salah satu alternatif stimulasi awal untuk membahas materi atau topik pembelajaran yang lebih kompleks.

Pembahasan

Kurikulum 2013 telah berganti menjadi Kurikulum Merdeka. Fokus utama Kurikulum Merdeka adalah untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki beragam karakteristik. Fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka menjadikan guru tidak terbebani oleh tuntutan intensitas pencapaian materi pelajaran yang ditargetkan oleh pemerintah. Guru menyesuaikan target atau kompetensi yang ingin dicapai dengan keadaan/kondisi siswa.

Guru dapat menyesuaikan target atau kompetensi yang ingin dicapai dengan keadaan/kondisi siswa dengan beberapa cara berikut:

1. Memperhatikan tingkat pemahaman siswa

Guru dapat menyesuaikan target atau kompetensi yang ingin dicapai dengan memperhatikan sejauh mana siswa memahami dasar materi yang akan diajarkan. Jika siswa sudah memahami dasar materi, maka guru dapat menyesuaikan target atau kompetensi yang ingin dicapai, sedangkan jika siswa kesulitan memahami dasar materi, maka guru harus mengulang materi sebelumnya.

2. Membuat pengajaran interaktif

Guru dapat membuat pengajaran yang lebih interaktif dengan meminta siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi, presentasi, dan latihan-latihan. Dengan cara ini, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami materi dan dapat menyesuaikan kecepatan mengajarnya dengan respons siswa.

3. Menggunakan variasi metode pengajaran

Guru dapat menggunakan berbagai metode pengajaran seperti ceramah, presentasi, diskusi kelompok, latihan-latihan, atau menyimak isi teks dalam Tiktok. Dengan menggunakan variasi metode pengajaran, guru dapat menyesuaikan target atau kompetensi yang ingin dicapai dengan cara yang lebih efektif dan memperhatikan kebutuhan siswa.

4. Membuat rencana pengajaran yang fleksibel

Guru dapat membuat rencana pengajaran yang fleksibel yang memungkinkan untuk menyesuaikan target atau kompetensi yang ingin dicapai dengan kondisi siswa. Dalam rencana pengajaran ini, guru dapat menyesuaikan materi yang diajarkan, metode pengajaran, dan evaluasi yang tepat sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih baik dan efektif.

Kurikulum Merdeka yang cenderung masih baru tersebut tentu menimbulkan tantangan bagi guru karena munculnya istilah-istilah baru, konsep baru, dan format baru. Kondisi yang paling sering muncul dalam pengamatan penulis adalah guru masih belum bisa move on atau bergerak keluar dari zona nyaman. Guru masih terpaku dengan materi ragam teks yang terdapat di dalam buku paket.

Implementasi Kurikulum Merdeka memfasilitasi siswa memperoleh ragam teks yang lebih luas dan dinamis agar pesan atau informasi dapat tersampaikan dengan baik dan tepat. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran berbasis teks menjadi hal yang sangat penting untuk diteliti. Bagaimanapun, ragam teks menjadi kunci pemahaman dalam proses pembelajaran Kurikulum Merdeka. Proses penyampaian informasi tentu selalu bersinggungan atau berkaitan dengan ragam teks. Namun, masih banyak guru yang belum bisa melakukan improvisasi dan modifikasi terhadap ragam teks yang terdapat di dalam buku paket.

Dalam Kurikulum Merdeka, sudah seharusnya guru memperkaya teks yang terdapat di dalam buku paket. Oleh karena itu, guru perlu kreatif untuk menjadikan ragam teks hasil kreasi guru sebagai media pembelajaran. Mengapa memilih ragam teks Tiktok? Ragam teks Tiktok diharapkan dapat menjadikan siswa merasa dekat dengan teks yang dibicarakan atau dituliskan. Kondisi faktual dan aktual akan tercipta sehingga menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Ragam teks Tiktok adalah salah satu bentuk media sosial yang sangat populer di kalangan generasi muda saat ini. Tiktok menawarkan cara yang kreatif dan menarik untuk berbagi pesan, termasuk pesan-pesan pendidikan. Teks Tiktok dapat berupa deskripsi atau pengisahan video pendek yang menyampaikan pesan dengan cara yang menyenangkan dan menarik, seperti beropini atau berargumen, kisah perjalanan, atau kisah bersama hewan-hewan peliharaan, ulasan produk atau makanan, dll. Melalui ragam teks Tiktok, siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan kreatif, sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi mereka dalam belajar.

Selain itu, penggunaan ragam teks Tiktok juga dapat membantu mengatasi masalah kurangnya minat baca di kalangan siswa. Dalam video Tiktok, siswa dapat melihat gambar dan video yang menarik, sehingga pesan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami dan diingat. Selain itu, penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami juga dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman siswa.

Dengan memanfaatkan ragam teks Tiktok dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat menciptakan kondisi faktual dan aktual yang lebih baik. Siswa dapat lebih mudah memahami dan mengaplikasikan materi yang diajarkan, karena mereka dapat melihat langsung contoh-contoh atau situasi yang dijelaskan dalam teks Tiktok.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, penting bagi guru untuk memilih teks Tiktok yang relevan, mendidik, dan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Selain itu, guru juga perlu mengikuti perkembangan terbaru dalam ragam teks Tiktok agar dapat memanfaatkannya dengan maksimal dalam proses pembelajaran.

Kurikulum Merdeka memberikan guru kesempatan untuk lebih leluasa memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa. Proyek untuk menguatkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Proyek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Hal tersebut didukung oleh hukum perundang-undangan yang didapatkan dari portal jdih.kemdikbud.go.id tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Nomor 262/M/2022, menuliskan bahwa prinsip pembelajaran yang relevan dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya siswa Selanjutnya dijelaskan juga bahwa perencanaan serta pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang dilakukan oleh satuan pendidik dan pendidik diberi keleluasaan untuk memilih bahan teks dalam proses pembelajaran.

Alwi (2002) mendefinisikan teks sebagai wacana tertulis. Namun, teks dalam Kurikulum Merdeka bukan hanya sekadar naskah tertulis. Cakupan teks menjadi lebih luas. Hal tersebut tertulis dalam salinan Kepmendikbudristek No.56 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum, yang menyatakan bahwa prinsip pembelajaran harus dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya siswa. Oleh karena itu, teks bisa saja dalam bentuk lisan dan gambar visual/audiovisual. Seperti yang dinyatakan oleh Mahsun (2013), teks adalah ungkapan pemikiran yang kontekstual atau situasional. Oleh karena itu, ragam teks berwujud video Tiktok sangat bisa dijadikan pemantik untuk mendorong rasa ingin tahu siswa.

Ramadhan (2020) mengungkapkan bahwa Tiktok memiliki daya tarik yang mampu memberikan motivasi belajar pada siswa dengan mempermudah pemahaman materi pembelajaran yang dijelaskan dengan baik dalam durasi singkat. Selanjutnya Bulele (2020) juga menuliskan bahwa Tiktok menjadi media sosial yang digemari oleh guru dan siswa karena mampu menghibur dan mengedukasi. Hasil penelitian tersebut mendeskripsikan Tiktok yang menampilkan wujud teks yang beragam. Teks bukan hanya bentuk tertulis saja.

Sejumlah penelitian terkait penggunaan media sosial sebagai bahan ajar telah dilakukan. Gunawan (2017) mengungkapkan bahwa media sosial dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru dan siswa. Nasution (2020) juga menuliskan bahwa media sosial yang sering digunakan oleh generasi Z seperti Facebook, Whatsapp, Twitter, dan Instagram dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang efektif apabila direncanakan dengan matang. Selanjutnya Bulele (2020) menuliskan dalam jurnalnya bahwa Tiktok dapat menghibur sekaligus mengedukasi. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Herdiati, dkk. (2021) yang menyebutkan bahwa Tiktok dapat menjadi media pembelajaran yang mendukung kebijakan sistem pembelajaran 4.0 yang berbasis teknologi.

Arif Barata (2022) seorang komika Indonesia sekaligus Tiktokers yang memiliki kemampuan merangkai kalimat dengan sangat apik sehingga menimbulkan kesan lucu di mata dan telinga pendengar/penonton, mengungkapkan bahwa ketika mata dihibur, audio atau telinga harus dihibur juga. Oleh karena itu, guru juga perlu kreatif dalam proses pembelajarannya dengan memanfaatkan audio/suara yang mendukung. Harus diperhatikan bahwa teks bukan hanya sekadar tulisan, tetapi juga  suara/audio, gambar, dan video.

Oleh karena itu, penggunaan berbagai ragam teks dalam proses kegiatan pembelajaran berpotensi menumbuhkah minat atau motivasi belajar dan meningkatkan pemahaman siswa terkait materi atau topik yang dipelajari. Dengan memanfaatkan ragam teks Tiktok, siswa menjadi terlibat aktif dalam proses kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa menjadi kreatif dalam membuat konten-konten pembelajaran yang berkaitan dengan materi atau topik pembelajaran. Kondisi tersebut berdampak pada peningkatan keterampilan digital siswa.

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan, et. Al. 2022. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdinkas dan Balai Pustaka.

Bulele,Y. N. 2020. Analisis Fenomena Sosial Media dan Kaum Milenial: Studi Kasus Tiktok. Conference on Business, Social Sciences and Innovation Technology, 1(1), 565-572

Gunawan, I. G. D. 2017. Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Pendidikan Agama Hindu. Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu, 8(2), 16-27. https://doi.org/10.33363/ba.v8i2.293

Herdiati, D., dkk. 2021. Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Pembelajaran Musik di SMA Negeri 1 Muara Enim, Sumatera Selatan. Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, 4(2), 111-119

Kemendikbud. 2022. Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. 2022. Salinan Kepmendikbudristek No.56 ttg Pedoman Penerapan Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. jdih.kemdikbud.go.id

Mahsun. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks. Kompas Edu. 27 Februari 2013. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2022

Nasution, S. K. P. 2020. Integrasi Media Sosial dalam Pembelajaran Generasi Z. Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan,13(1), 80-86. https://doi.org/10.24036/tip.v13i1.277

Ramadhan, R. 2020. Aplikasi Tiktok sebagai Media Pembelajaran BahasaArab Baru di Zaman Digital. Multaqa Nasional Bahasa Arab, 3(1).

[post-views]


1 Comment

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *